Selasa, 21 Oktober 2014

tugas XII IPA SMAN 12 Tebo "Biografi Ilmuwan Kimia"

Oleh : MURTADO
Abu Bakar Muhammad bin Zakaria al-Razi atau dikenali sebagai Rhazes di dunia barat merupakan salah seorang pakar sains Iran yang hidup antara tahun 864 – 930. Beliau lahir di Rayy, Teheran pada tahun 251 H./865 dan wafat pada tahun 313 H/925. Di awal kehidupannya, al-Razi begitu tertarik dalam bidang seni musik. Namun al-Razi juga tertarik dengan banyak ilmu pengetahuan lainnya sehingga kebanyakan masa hidupnya dihabiskan untuk mengkaji ilmu-ilmu seperti kimia, filsafat, logika, matematika dan fisika.


Walaupun pada akhirnya beliau dikenal sebagai ahli pengobatan seperti Ibnu Sina, pada awalnya al-Razi adalah seorang ahli kimia.? Menurut sebuah riwayat yang dikutip oleh Nasr (1968), al-Razi meninggalkan dunia kimia karena penglihatannya mulai kabur akibat ekperimen-eksperimen kimia yang meletihkannya dan dengan bekal ilmu kimianya yang luas lalu menekuni dunia medis-kedokteran, yang rupanya menarik minatnya pada waktu mudanya.? Beliau mengatakan bahwa seorang pasien yang telah sembuh dari penyakitnya adalah disebabkan oleh respon reaksi kimia yang terdapat di dalam tubuh pasien tersebut. Dalam waktu yang relatif cepat, ia mendirikan rumah sakit di Rayy, salah satu rumah sakit yang terkenal sebagai pusat penelitian dan pendidikan medis.? Selang beberapa waktu kemudian, ia juga dipercaya untuk memimpin rumah sakit di Baghdad..

Beberapa ilmuwan barat berpendapat bahwa beliau juga merupakan penggagas ilmu kimia modern. Hal ini dibuktikan dengan hasil karya tulis maupun hasil penemuan eksperimennya.

Al-Razi berhasil memberikan informasi lengkap dari beberapa reaksi kimia serta deskripsi dan desain lebih dari dua puluh instrument untuk analisis kimia. Al-Razi dapat memberikan deskripsi ilmu kimia secara sederhana dan rasional. Sebagai seorang kimiawan, beliau adalah orang yang pertama mampu menghasilkan asam sulfat serta beberapa asam lainnya serta penggunaan alkohol untuk fermentasi zat yang manis.

Beberapa karya tulis ilmiahnya dalam bidang ilmu kimia yaitu:

1.Kitab al Asrar, yang membahas tentang teknik penanganan zat-zat kimia dan manfaatnya.
2. Liber Experimentorum, Ar-Razi membahas pembagian zat kedalam hewan, tumbuhan dan mineral, yang menjadi cikal bakal kimia organik dan kimia non-organik.
3.Sirr al-Asrar:

* lmu dan pencarian obat-obatan daripada sumber tumbuhan, hewan, dan galian, serta simbolnya dan jenis terbaik bagi setiap satu untuk digunakan dalam rawatan.
* Ilmu dan peralatan yang penting bagi kimia serta apotek.
* Ilmu dan tujuh tata cara serta teknik kimia yang melibatkan pemrosesan raksa, belerang (sulfur), arsenik, serta logam-logam lain seperti emas, perak, tembaga, timbal, dan besi.

Menurut H.G Wells (sarjana Barat terkenal), para ilmuwan muslim merupakan golongan pertama yang mengasas ilmu kimia. Jadi tidak heran jika sekiranya mereka telah mengembangkan ilmu kimia selama sembilan abad bermula dari abad kedelapan maseh
                                                                                                                                         
                            2                                                          


Abu Musa Jabir bin Hayyan, atau dikenal dengan  nama Geber di dunia Barat, diperkirakan lahir di Kuffah, Irak pada tahun 750 dan wafat pada tahun 803. Kontribusi terbesar Jabir adalah dalam bidang kimia. Keahliannya ini didapatnya dengan ia berguru pada Barmaki Vizier, di masa pemerintahan Harun Ar-Rasyid di Baghdad. Ia mengembangkan teknik eksperimentasi sistematis di dalam penelitian kimia, sehingga setiap eksperimen dapat direproduksi kembali. Jabir menekankan bahwa kuantitas zat berhubungan dengan reaksi kimia yang terjadi, sehingga dapat dianggap Jabir telah merintis ditemukannya hukum perbandingan tetap.
Kontribusi lainnya antara lain dalam penyempurnaan proses kristalisasi, distilasi, kalsinasi, sublimasi dan penguapan serta pengembangan instrumen untuk melakukan proses-proses tersebut.
KARYA-KARYANYA ADALAH :
Kitab Al-Kimya
Kitab Al-sab’een
Kitab Al-Rahmah
Kitab Al-Tajmi
Kitab Al-Zilaq Al-sharqi
Book Of The Kingdom
Book Of Eastern Mercury
Book Of Balance

Tokoh besar yang dikenal sebagai “the father of modern chemistry”. Jabir Ibn Hayyan (keturunan Arab, walaupun sebagian orang menyebutnya keturunan Persia), merupakan seorang muslim yang ahli dibidang kimia, farmasi, fisika, filosofi dan astronomi.Jabir Ibn Hayyan (yang hidup di abad ke-7) telah mampu mengubah persepsi tentang berbagai kejadian alam yang pada saat itu dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat diprediksi, menjadi suatu ilmu sains yang dapat dimengerti dan dipelajari oleh manusia.
Penemuan-penemuannya di bidang kimia telah menjadi landasan dasar untuk berkembangnya ilmu kimia dan tehnik kimia modern saat ini. Jabir Ibn Hayyan-lah yang menemukan asam klorida, asam nitrat, asam sitrat, asam asetat, tehnik distilasi dan tehnik kristalisasi. Dia juga yang menemukan larutan aqua regia (dengan menggabungkan asam klorida dan asam nitrat) untuk melarutkan emas.
Jabir Ibn Hayyan mampu mengaplikasikan pengetahuannya di bidang kimia kedalam proses pembuatan besi dan logam lainnya, serta pencegahan karat. Dia jugalah yang pertama mengaplikasikan penggunaan mangan dioksida pada pembuatan gelas kaca.
Pada abad pertengahan, penelitian-penelitian Jabir tentang Alchemy diterjemahkan kedalam bahasa Latin, dan menjadi textbook standar untuk para ahli kimia eropa. Beberapa diantaranya adalah Kitab al-Kimya (diterjemahkan oleh Robert of Chester – 1144) dan Kitab al-Sab’een (diterjemahkan oleh Gerard of Cremona – 1187). Beberapa tulisa Jabir juga diterjemahkan oleh Marcelin Berthelot kedalam beberapa buku berjudul: Book of the Kingdom, Book of the Balances dan Book of Eastern Mercury. Beberapa istilah tehnik yang ditemukan dan digunakan oleh Jabir juga telah menjadi bagian dari kosakata ilmiah di dunia internasional,seperti istilah “Alkali”, dsb.
3      

Jabir Ibnu Hayyan merupakan tokoh ilmuwan muslim dan merupakan seorang bapak kimia modern. Tokoh besar yang dikenal sebagai “the father of modern chemistry” ini Jabir Ibn merupakan seorang muslim yang ahli dibidang kimia, farmasi, fisika, filosofi dan astronomi.Jabir Ibn Hayyan (yang hidup di abad ke-7) telah mampu mengubah persepsi tentang berbagai kejadian alam yang pada saat itu dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat
diprediksi, menjadi suatu ilmu sains yang dapat dimengerti dan dipelajari oleh manusia.
Penemuan-penemuannya di bidang kimia telah menjadi landasan dasar untuk berkembangnya ilmu kimia dan tehnik kimia modern saat ini.
Jabir Ibn Hayyan-lah yang menemukan asam klorida, asam nitrat, asam sitrat, asam asetat, tehnik distilasi dan tehnik kristalisasi. Dia juga yang menemukan larutan aqua regia (dengan menggabungkan asam klorida dan asam nitrat) untuk melarutkan emas.
Jabir Ibn Hayyan mampu mengaplikasikan pengetahuannya di bidang kimia kedalam proses pembuatan besi dan logam lainnya, serta pencegahan karat. Dia jugalah yang pertama mengaplikasikan penggunaan mangan dioksida pada pembuatan gelas kaca.
Jabir Ibn Hayyan juga pertama kali mencatat tentang pemanasan wine akan menimbulkan gas yang mudah terbakar. Hal inilah yang kemudian memberikan jalan bagi Al-Razi untuk menemukan etanol.
Jika kita mengetahui kelompok metal dan non-metal dalam penggolongan kelompok senyawa, maka lihatlah apa yang pertamakali dilakukan oleh Jabir. Dia mengajukan tiga kelompok senyawa berikut:
1) “Spirits“ yang menguap ketika dipanaskan, seperti camphor, arsen dan amonium klorida.
2) “Metals” seperti emas, perak, timbal, tembaga dan besi; dan
3) “Stones” yang dapat dikonversi menjadi bentuk serbuk.
Salah satu pernyataannya yang paling terkenal adalah: “The first essential in chemistry, is that you should perform practical work and conduct experiments, for he who performs not practical work nor makes experiments will never attain the least degree of mastery.”
Pada abad pertengahan, penelitian-penelitian Jabir tentang Alchemy diterjemahkan kedalam bahasa Latin, dan menjadi textbook standar untuk para ahli kimia eropa. Beberapa diantaranya adalah Kitab al-Kimya (diterjemahkan oleh Robert of Chester – 1144) dan Kitab al-Sab’een (diterjemahkan oleh Gerard of Cremona – 1187). Beberapa tulisa Jabir juga diterjemahkan oleh Marcelin Berthelot kedalam beberapa buku berjudul: Book of the Kingdom, Book of the Balances dan Book of Eastern Mercury. Beberapa istilah tehnik yang ditemukan dan digunakan oleh Jabir juga telah menjadi bagian dari kosakata ilmiah di dunia internasional, seperti istilah “Alkali”, dan sebagainya.
4
  Antoine Laurent Lavoisier adalah Ilmuwan Perancis, tokoh terkemuka dalam perkembangan ilmu kimia. lahir di Paris, 26 Agustus 1743 dan meninggal pada usia 50 tahun di Paris, 8 Mei 1794 . Lavoisier memberikan sumbangan sangat besar teori ilmu kimia. Ia adalah tokoh yang memberikan nama Oksigen sebagai gas dalam atmosfer, memecahkan teka-teki mengenai komposisi kimia Air, menjelaskan komposisi kimia udara dan menemukan daftar periodik unsur-unsur kimia. 

Sebelum berkecimpung dalam dunia Sains, Lavoisier mengenyam pendidikan hukum hingga memperoleh Sarjana Hukum dan sempat berkarir dalam dunia birokrasi dan pelayanan masyarakat di Perancis. Dalam kesehariannya, Lavoisier justru banyak menekuni bidang ilmu alam khususnya kimia dan geologi. Ia masuk dan aktif dalam lembaga Akademi Ilmiah Kerajaan Perancis dan organisasi yang bergerak dalam urusan pajak Ferme Générale. Aktivitasnya dalam organisasi Ferme Generale menyebabkan ia di tangkap dan diadili pemerintah karena dianggap merongrong kewibawaan pemerintah. 

Sumbangan Lavoiser dalam bidang Ilmu Kimia dan Fisiologi 
1. Lavoiser bekerjasama dengan Berthollet, Fourcroy dan Guyton de Morveau menyusun skema sistem kimiawi yang dikenal dengan istilah “Sistem Lavoiser” dan menjadi rujukan hingga sekarang. Ia dikenal sebagai "Pendiri ilmu kimia modern", dengan sumbangan terbesar “Daftar Periodik Unsur". 
2. Lavoisier menjadi orang pertama yang mengintrodusir prinsip penyimpanan jumlah reaksi benda kimia tanpa bentuk tertentu. Pemikiran Lavoisier tentang kecermatan menimbang bahan kimiawi dalam suatu reaksi mengubah kimia menjadi ilmu eksakta sehingga banyak kemajuan ilmu kimia pada masa-masa berikutnya. 
3. Kesimpulan Lavoiser tentang proses fisiologi masih dipakai hingga sekarang. Proses pembakaran terdiri dari kombinasi kimiawi tentang terbakarnya barang dengan oksigen. Kedua, air bukanlah barang elementer samasekali melainkan satu campuran antara oksigen dan hidrogen. Udara bukanlah juga substansi elementer melainkan terdiri terutama dari campuran dua jenis gas, oksigen dan nitrogen. 
4. Lavoisier menyumbangkan pemikirannya di bidang fisiologi. Ia melakukan percobaan dan mampu menunjukkan proses fisiologi. Menurutnya, manusia dan bangsa binatang menimba energi dari proses pembakaran organik secara perlahan dari tubuhnya dengan bantuan oksigen dalam udara yang dihimpunnya. 
5. Lavoisier merangkum, dan menuliskan gagasanya yang brilian dalam sebuah buku yang berjudul Pokok-pokok Dasar Kimia (1789), dan menjadi fondasi perkembangan ilmu kimia modern.

Oleh : REPIADI
1.Biografi Michael Faraday (1791-1867) - Michael Faraday adalah ahli kimia dan fisika Inggris, penemu induksi elektromagnetik, hukum Faraday (1834), efek faraday (1845), generator atau dynamo (1831), prinsip motor listrik (1821), benzene (1825). Faraday adalah ahli eksperimen terbesar didunia, ahli teori yang cemerlang, penemu elektrokimia dan teori medan klasik, menciptakan suhu di laboratorium sampai dibawah nol skala Fahrenheit, pengarang, guru besar, direktur Royal Institution. Dialah orang pertama yang menggunakan istilah elektrolisis, elektrolit, elektroda, anoda, katoda, ion, ionisasi, anion dan kation.

Biografi Lengkap Penemu Induksi Elektromagnetik, Michael Faraday 

Faraday lahir di Newington Butts, sekarang bagian kota London, pada tanggal 22 September 1791. Ayahnya tukang besi yang sangat miskin yang beranak 10 orang. Akibatnya ia tidak dapat menyekolahkan Michael faraday anak-anaknya, termaksuk Faraday. Faraday hanya duduk dibangku SD selama beberapa bulan. Tapi ayah dan ibu Faraday sangat taat kepada agama dan sangat sederhana hidupnya. Hal ini menyebabkan Faraday jadi orang yang sederhana dan taat kepada agama pula. Sebagian besar teori medannya dipengaruhi keyakinan bahwa alam semesta diatur oleh Tuhan hingga merupakan kesatuan yang harmonis. Jiwa Faraday begitu sederhana hingga tidak mau diangkat jadi bangsawan dan Presiden Royal Society, lembaga ilmu tertinggi di Inggris.

Pada tahun  1805 pada umur 14 tahun , ia bekerja pada tukang jilid buku yang merangkap jadi penjual buku. Ia bekerja disitu selama  8 tahun. Hal ini menyebabkan ia mendapat kesempatan  membaca segala macam buku, terutama buku IPA. Untunglah majikan Faraday tahu bakat Faraday. Pada tahun  1812 Faraday diizinkan  mendengarkan ceramah Humphry Davy, ahli kimia Inggris, kepala labolatorium Royal Institution. Ceramah itu sangat menarik hati Faraday. Selama ceramah ia membuat catatan dengan teliti. Sehabis ceramah ia menulis kembali  dengan rapi apa yang didengarnya.  Kemudian  berkas catatan itu dikirimnya kepada  Humphry Davy.  Mula-mula ia bekerja sebagai pencuci botol. Tapi akhirnya ia jadi lebih  masyhur daripada Humphry Davy. Faraday beristri. Perkawinannya bahagia meskipun tak dikaruniai anak. 

 2.  Biografi Ilmuwan Kimia: Frederick Soddy, Nobel Kimia penguak rahasia radioaktivitas.
    
Frederick Soddy, Penerima Hadiah Nobel Kimia tahun 1921, anak laki-laki dari Benjamin Soddy, pemilik toko di London, dilahirkan di Eastbourne, Sussex, Inggris, pada tanggal 2 September 1877. Ia dididik di kampus Eastbourne dan Universitas Wales, Aberystwyth.
 Pada tahun 1895, ia mendapatkan beasiswa dari Kampus Merton, Oxford, yang mana dari universitas inilah ia lulus pada tahun 1898 dengan kehormatan kelas pertama dalam ilmu kimia. Setelah dua tahun penelitian di Oxford, ia pergi ke Kanada dan dari tahun 1900 hingga 1902 adalah Demonstrator di Departemen Ilmu Kimia Universitas McGill, Montreal. Di sini ia bekerja dengan Profesor Sir Ernest Rutherford mengenai permasalahan radioaktivitas. Bersama mereka mempublikasikan serangkaian paper tentang radioaktivitas dan menyimpulkan bahwa radioaktivitas adalah fenomena yang melibatkan disintegrasi atom dengan pembentukan zat baru. Mereka juga menyelidiki emanasi gas oleh radium.
 Ketika meninggalkan Kanada, Soddy kemudian bekerja dengan Sir William Ramsay di Kampus Universitas London, di mana ia melanjutkan studi emanasi radium. Di sini, Soddy dan Ramsay mampu menunjukkan, dengan peralatan spektroskopi, bahwa unsur helium yang dihasilkan dalam peluruhan radioaktivitas dari sampel radium bromida dan helium yang sama dilepas pada peluruhan emanasi.
 Dari tahun 1904 hingga tahun 1914, Soddy adalah dosen kimia fisika dan radioaktivitas di Universitas Glasgow. Di sini iabanyak mempraktekkan penelitian ilmu kimia tentang bahan radioaktif. Selama periode ini, ia menyusun teori yang disebut “Hukum Penggantian”, dinamakan demikian karena emisi partikel alfa dari sebuah unsur yang menyebabkan unsur tersebut kembali mundur dua tempat dalam Tabel Periodik. Puncak karirnya dicapai pada tahun 1913 ketika dengan formulasinya pada konsep isotop, yang dinyatakan bahwa unsur tertentu terdapat dalam dua bentuk atau lebih yang memiliki massa atom berbeda tapi tidak dapat dibedakan secara kimiawi.
Pada tahun 1914, ia ditunjuk sebagai Profesor Ilmu Kimia di Universitas Aberdeen, tapi rencana penelitian terhambat karena adanya perang. Pada tahun 1919, ia menjadi Profesor Kimia Dr. Lees di Universitas Oxford, sebuah jabatan yang ia pegang hingga tahun 1937 ketika ia pensiun, ketika istrinya meninggal.

Setelah masa baktinya di Glasgow, ia tidak melakukan penelitian yang lebih jauh pada radioaktivitas dan mengizinkan pengembangan berikutnya dilakukan tanpa kehadirannya. Ketertarikannya terbagi pada teori ekonomi, sosial dan politik yang tidak mendapatkan penerimaan oleh publik, dan juga terbagi pada permasalahan matematis dan mekanik.

Buku yang ditulisnya termasuk Radioactivity (1904), The Interpretation of Radium (1909), The Chemistry of the Radioactive Elements (1912-1914), Matter and Energy (1912), Science and Life (1920), The Interpretation of the Atom (1932), The Story of Atomic Energy (1949), dan Atomic Transmutation (1953).
Soddy terpilih sebagai penerima beasiswa oleh Royal Society pada tahun 1910 dan Oxford memberinya penghargaan gelar kehormatan. Ia mendapatkan Medali Albert pada tahun 1951.

Ia adalah seorang laki-laki dengan prinsip diri yang kuat dan pendapat yang keras, ramah dengan mahasiswanya dan ketus dengan koleganya.

Pada tahun 1908, ia menikah dengan Winifred Beilby. Ia meninggal pada tanggal 22 September 1956 di Brighton.

  3   Biografi Robert Boyle - Perintis Kimia Modern 
                              
Boyle lahir tanggal 25 Januari 1627, di Lismore Castle, County Waterford, Irlandia. Dia anak ke-14 dari Bangsawan Cork, salah seorang terkaya di Britania Raya. Meskipun sangat kaya, bangsawan ini adalah orang Kristen yang saleh, yang mengakui bahwa semua kekayaannya berasal dari Allah. "Tidak diragukan lagi, kesalehannya berperan penting dalam membentuk pikiran si anak yang kelak menjadi ahli kimia terkemuka pada abad tujuh belas." Robert muda adalah seorang jenius. Dia sudah fasih berbahasa Yunani dan Latin ketika mulai belajar di Kolese Eton pada usia 8 tahun. Ketika berumur 12 tahun dia keliling Eropa bersama tutornya, untuk mempelajari karya-karya ilmuwan besar seperti Galileo.
Sebagaimana dianjurkan oleh Francis Bacon, Galileo dengan bersemangat menganut pendekatan baru dalam ilmu, yakni metode eksperimen. Padahal sebagian besar ilmuwan zaman itu lebih mengandalkan pikiran para filsuf terkenal ketimbang melakukan eksperimen sebagai dasar gagasan mereka. Sejak remaja, Robert telah menyerahkan seluruh hidupnya untuk melayani Tuhan. Dia kembali ke rumah orang tuanya pada usia 18 tahun, sesudah ayahnya meninggal. Ayahnya mewariskan kekayaan cukup besar bagi Robert. Karena itu ia memunyai kebebasan keuangan untuk melanjutkan minatnya di bidang ilmu. Ia yakin bahwa ini adalah salah satu cara melayani Tuhan. Robert percaya bahwa "Melalui pengetahuan atas karya-Nya, kita akan mengenal Dia."

Tahun 1645, Boyle mulai menghadiri pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan para ilmuwan pendukung pendekatan eksperimen untuk ilmu. Mereka mengakui perlunya pengamatan objektif dalam penelitian ilmiah. Pada mulanya pertemuan ini dikenal sebagai "Universitas Terselubung". Namun, Raja Charles II secara resmi mengakui kelompok ini tahun 1663. Ia memberikan piagam "Royal Society of London for
Improving Natural Knowledge" kepada para anggota kelompok tersebut. Atas saran Boyle, kelompok ini menetapkan motonya, "Tidak ada sesuatu yang semata-mata bersumber dari kewenangan". Soalnya, pada waktu itu terlalu sering penelitian ilmu terhambat oleh gagasan-gagasan yang tidak berdasarkan pengamatan.

Bakat Boyle sebagai ahli eksperimen segera terlihat oleh anggota "Universitas Terselubung" lainnya. Tahun 1657, dengan bantuan asistennya yang brilian, Robert Hooke, dia menciptakan pompa udara jenis baru yang kemampuannya lebih baik. Dengan kehampaan yang ditimbulkan pompa udara ini, Boyle menemukan beberapa hasil penting. Dia membuktikan kebenaran pendapat Galileo bahwa semua benda (misalnya bulu dan lembaran timah) akan jatuh dengan kecepatan yang sama dalam ruang hampa udara karena tidak ada hambatan udara. Dia membuktikan bahwa bunyi tidak bisa ditransmisikan dalam ruang hampa udara. Dia juga menunjukkan bahwa udara diperlukan untuk pernapasan dan pembakaran. Namun, daya tarik listrik tidak dipengaruhi oleh ketiadaan udara. Boyle juga merekayasa termometer yang lebih baik dengan menggunakan ruang hampa udara.

Menyadari dampak penting yang bisa diperoleh dari gas seperti udara, Boyle mulai bereksperimen dengan gas. Dengan menekan sejumlah gas tertentu sambil mempertahankan suhunya, dia menunjukkan bahwa ada perbandingan terbalik antara ruang yang berisi gas dan tekanan yang dikeluarkan oleh gas. Misalnya, jika volume tempatnya ditekan hingga separuh, tekanan yang dihasilkan oleh gas akan menjadi dua kali lipat. Inilah yang disebut Hukum Boyle.

Dari eksperimen gas yang dilakukan Boyle, diketahui bahwa gas terdiri atas partikel-partikel kecil (oleh Boyle disebut korpuskles) yang dipisahkan oleh ruang hampa. Jika ada tekanan, korpuskles bergerak saling mendekat. Boyle mengisyaratkan bahwa korpuskles terdiri atas partikel utama (yang sekarang kita sebut atom). Dalam "pernyataan teori atom pertama sejak zaman purba, gagasan Boyle tentang partikel utama yang membentuk korpuskles, merupakan antisipasi terhadap pandangan ahli kimia modern mengenai atom yang bergabung membentuk molekul." Boyle mengungkapkan gagasan-gagasannya dengan mengakui Allah sebagai Sang Pencipta. Dia berkata, "Kita bisa memahami bahwa pada mulanya Allah menciptakan benda partikel yang terlalu kecil untuk
bisa dilihat."

Boyle menolak teori empat unsur yang waktu itu sudah diterima secara luas, yang menyatakan bahwa semua zat terdiri atas tanah, udara, api, dan air. Sebagai gantinya, dia mengajukan teori bahwa zat tersusun atas unsur-nsur yang berbeda yang hanya bisa dikenali melalui eksperimen. Karya Boyle dalam ranah ini "merupakan pendahulu teori unsur kimia modern."

Pada zaman Boyle, belum ada pembedaan yang jelas antara ilmu kimia yang sesunggguhnya dengan alkimia. Alkimia waktu itu masih melibatkan aspek-aspek kimia, astrologi, dan perdukunan. Tujuan utama ahli alkimia adalah menemukan cara untuk mengubah unsur dasar seperti besi menjadi emas. Banyak ahli alkimia memperoleh kekayaan dan gengsi melalui pertunjukan magis mereka.
Dengan sengit mereka menentang Boyle, karena dia "mengubah alkimia menjadi kimia melalui tulisannya The Sceptical Chemist" yang diterbitkan tahun 1661. Penerbitan ini merupakan langkah berani karena waktu itu sebagian besar masyarakat masih percaya alkimia.

Tahun 1680, Boyle memisahkan unsur fosfor dari urine, dan menganggapnya sebagai temuan baru. Tatkala ia melaporkan temuannya itu, ia baru tahu kalau ilmuwan lain telah menemukan hal yang sama hampir lima tahun sebelumnya tapi merahasiakannya. Tapi, meskipun bukan penemu fosfor, Boyle menemukan banyak sifat fosfor, dan mendapat kehormatan sebagai orang pertama yang merekacipta korek api.

Boyle juga berperan penting memajukan meteorologi. Dia mengukur kepekatan udara dan menemukan bahwa berat benda berubah sesuai dengan perubahan tekanan udara (yaitu apabila gaya-timbul udara berubah). Dia juga menunjukkan bahwa volume air bertambah jika membeku. Boyle membedakan antara campuran dan senyawa menurut sifat-sifat kimianya.

Dia juga ilmuwan pertama yang membedakan zat asam, basa, dan netral dengan melihat perubahan warna yang terjadi jika zat-zat tersebut dicampur dengan zat lain. Dia memperkenalkan penggunaan sari tumbuhan seperti litmus untuk hal ini. Ilmuwan modern sekarang masih menggunakan asas ini, yakni dengan memakai zat kimia lain sebagai indikator asam-basa.


Boyle menghasilkan banyak temuan berharga dalam ilmu kimia dan fisika. Dengan kejituan eksperimennya, dia menguji kembali dan memperbaiki karya-karya orang lain. Bahkan sering karya orang lain itu menjadi kurang penting karena peranan Boyle dalam proses penemuannya. Sumbangannya yang terbesar kepada ilmu adalah membantu mengalihkan pemikiran ilmiah dari pendekatan argumentasi intelektual ke pendekatari eksperimental, yang menjadi dasar ilmu modern.

Boyle juga dengan gencar mendorong agar setiap penemuan ilmiah dilaporkan secara cepat dan disebarluaskan. Dengan demikian ilmuwan-ilmuwan lain bisa memastikan dan memperluas temuan itu. (Sewaktu meneliti fosfor, Boyle sempat frustrasi ketika membuang-buang waktu mengikuti jalan buntu yang sebenarnya sudah diketahui ilmuwan lain. Sebaliknya, memastikan apa yang sudah ditemukan orang lain membutuhkan proses yang relatif cepat.) Sekarang, pelaporan hasil sudah menjadi bagian integral dari ilmu modern.

Penggunaan metode eksperimen dan pelaporan basil merupakan dua transformasi besar dalam ilmu, namun hal ini baru diterapkan sepenuhnya bertahun-tahun kemudian. Untuk sumbangan besarnya dalam proses transformasi itu, terutama dalam ilmu kimia, Boyle dianggap sebagai salah seorang pelopor ilmu kimia modern.

Robert Boyle tidak menikah. Dia meninggal di London tanggal 30 Desember 1691. Dalam wasiatnya, dia menyediakan dana untuk penyelenggaraan serangkaian ceramah. "Ceramah Boyle" ini tidak mengenai hal-hal ilmiah, tujuannya adalah membela kekristenan. Dengan demikian, Boyle terus melanjutkan penyampaian pesannya mengenai kesesuaian antara ilmu pengetahuan dan kekristenan, biarpun dia sudah meninggal dunia. Ceramah-ceramah itu masih diadakan hingga hari ini.